Arti Sahabat ....

seperti tangan Tuhan membimbingnya
begitu dalam aku terpuruk
begitu karam aku terbenam
mungkin tiba-tiba mereka merasa
mungkin tiba-tiba mereka teringat
satu persatu mereka muncul
mengingatkan kebersamaan dulu
mengajakku kembali tertawa
membawaku ke masa remaja
melekatkan predikat si manja nakal
menempelkan kembali title bidadari kecil untukku
seolah waktu berputar ke belakang
mereka membawaku ke alam manjaku
akupun merengek ingin ikut ke negeri sakura
aku merasa masih berharga bagi mereka
.... andaikan mereka tahu apa yang sedang kurasa
mereka akan tahu bahwa aku menyimpan airmata

Kenyataannya....

tak kelewatan jika kumengharap cintamu
kamupun bukan seorang yang super hebat
tak berlebihan jika kupikir tak kan menyakitiku
kamupun bukan seorang petinggi
aku bukan penikmat laki-laki gagah
bukan juga penyuka pria tampan
rasa tahu diriku cukup mewakili
karena yang kubutuhkan hanyalah cinta
namun kenyataan berkata lain
tatkala cinta mulai tergenggam
yang kupandang tak hebat merasa dihebatkan
yang kupikir biasa saja menjadi merasa luar biasa
dahsyat cinta jika bertepuk sebelah tangan
yang satu merasa mengapung ke awang-awang
sementara yang satunya terpuruk dalam ketidakpastian
alangkah sombongnya kerinduan
alangkah pongahnya kecintaan
daur hidup tak bisa diburu
senantiasa mengalir mengikuti arah angin

Sisa Kecewaku...

sesuatu tak bisa kupungkiri
ada yang menilaiku menjijikan
membawaku ke dalam perang kejahatan
teramat susah kuenyahkan
geram membakarku
senantiasa memerasku untuk melawan

masih adakah sisi baik kumiliki?
jika himpitan ketidakadilan kerap menghimpitku
tak mudah untuk berkata tidak
tidak juga iya
semua berpulang pada hakekat yang telah tersedia
semoga tidak kucampakkan semua yang tersisa
sesungguhnya aku masih ingin mempercayai

Kini Aku ...

dalam diam kuberkata
dalam senyap kubercerita
dalam sedih kubernyayi
dalam gelap tetap kumelihat

sedihku tak terperi
bijakku sudah tak ada
sasaran kegemasan mulai terkuak
percikkan kebencian yang teramat dalam

hinaku pada batas terbawah
kuberanjak merangkak menapaki kedengkian
maaf jika ku menilaimu
tak lebih dari mucikari kelas teri

Tulisan Pensil....

langit tak bertepi, cakrawala tak berbatas
dentingan dawai gitar menyeringai perlahan
irama asmarapun bersenandung merdu
darat, laut, udara seolah tak lagi bermakna
menyatu dalam hiruk pikuk kebersamaan
indahnya nyanyian tak jua bertanya
kamu siapa atau kamu dimana?
berjaya dalam kesemarakkan warna cinta
bek ...!!! senyap seketika...
dawai gitar nampaknya putus
iramapun terhenti begitu saja
burung-burung berhenti bersiul
ikan-ikan tak lagi berenang
tanya dan jawab sekeliling hati tak terpungkiri
batas kita hanya nuansa
harga kejujuran tak mendapat tempat yang layak
miniatur kiamat telah tercipta
dan kita hanya dapat terpana

Seperti Kamu Pernah Bilang...

kekuatan apa yang membuatmu takut muncul?
kesalahan apa yang membuatmu tetap bersembunyi?
sudah tak bersisa khayalanku
sudah tak bermakna rasa cintaku
hingga kamu ada di depanku
tak bergeming rasa benciku akanmu
tak berkesudahan penyesalanku mengenalmu
tak kurindukan lagi kehadiranmu
nyata dan benar-benar ada
dirimu adalah sosok yang kutakuti selama ini

entah aku yang teramat bodoh
atau kamu yang terlalu busuk
tak pernah kusangka orang sepertimu
bisa bermain seperti ini
sudahlah ... tak usah bersembunyi
janji pada diriku
akupun sudah tak ada hati
tak usah sungkan untuk nampak
kuanggap dirimu sudah tak ada

Andai Kamu Tahu...

yakinku, kamu tahu kegelisahanku 
kamu tahu kekecewaanku
kamu juga pasti tahu apa yang kuarasakan sekarang
bukankah kamu pernah bilang
"aku ngerti kamu, aku paham kamu, aku tahu kamu semuanya"
jika kamu benar-benar memahamiku
kenapa kamu lakukan ini?
kenapa kamu buat aku menangis?
kenapa kamu buat aku bertanya-tanya?

Tak Menyangka ......

semestinya... kita bersedih jika ada orang yang mati
sepatutnya... kita berduka jika ada orang yang meninggal
satu alasan kenapa aku tidak pada semestinya
satu alasan kenapa aku tidak pada sepatutnya
aku lebih memilih kabar kematianmu
dari pada kamu ada dan baik-baik saja
mendengarmu mati menyisakan kepercayaanku pada sesama
mendengarmu ada dan baik-baik saja
adalah pertanda tak ada lagi yang bisa kuharapkan