Maafkan Aku, Sesungguhnya Aku Tidak Membenarkanmu

bila terpaksa harus menangis
menangislah sendirian
beragam makna tangisan adalah milikku sendiri
tak ada setetespun  airmataku bisa meluluhkanmu
terima kasih suamiku....
seikhlas yang kupunya, aku berusaha ....

Sendirian....

tak semestinya aku katakan sakit hati
karena yang menyakitiku adalah orang-orang yang sangat kusayangi
tak seharusnya aku mengeluh
karena  yang tak acuh adalah orang-orang yang selama ini keperdulikan
Yakinku Tuhan tahu batas rasa yang kupendam
tenagaku, pikiranku tak pernah berpaling dari mereka
dan sesungguhnya kutahu merekapun bukan sekedar membutuhkanku
namun sesuatu hal yang berlirik ego kadang samar menyelimuti
kali ini lebih baik aku diam
mereka tak butuh penjelasan
keluhannya aku dengarkan
erangannya aku rasakan
air matanya adalah laraku
namun yang aku rasa tidak seperti yang mereka rasakan
aku mengeluh sendirian
aku mengerang sendirian
dan akupun menangis sendirian
ingin aku merubah keadaan
namun pagar kekar seorang bapak terlalu dominan
melecehkan dibalik kebaikan
menyelimuti dengan ketidakadilan
menyapa ramah dengan kepongahan
aku hanya seorang perempuan di tengah kokohnya ego laki-laki
tapi tetap kuyakini, tidak salah aku menyayangi mereka

Tak Pasti......

langkahku terhenti disini
beberapa kesempatan telah kulewatkan
bening berkilau, mewah gemerlap
tak berbeda dipandanganku
ada bosan menyeruak dalam penghematanku
fenomena kegagalan adalah dampak kebosanan
terlalu indah buaianmu
sehingga tak ada lagi yang lebih indah
terlalu rentan aku menerjemahkannya
sehingga terdapat salah anggapan
baiklah... kumulai pelajaran baru
walau sesungguhnya aku sudah tak merasa nyaman
hanya peninggalanmu yang masih terasa
mengikatku untuk tetap berada di arena ini
bukan rela jika aku melupakanmu
karena sudah tak bersisa peluang
kulangkahi titik pedih
bukan untuk apa-apa
sekedar mengupas kekerdilan hati