Hari Ini...

menikmati kesendirian yang baik
menciptakan canda di atas duka
melerai setiap prasangka dan curiga
menghamparkan kesan nyaman pada derita

kuawali hari ini untuk tidak menghapal nama
tidak menggumamkan perasaan
hanya bicara dalam hati dan pikiran
kuingin seperti ini yang kuinginkan

mencoba menghalau setiap terbersit keinginan
mendepak banyak harapan khayal dan kenangan
bertahan pada pengalaman dan pelajaran
bahwasanya aku sudah terbiasa...

Tak Berharap Lagi....

kita seperti dipermainkan keadaan
harap itu tak pernah pudar tatkala keadaan memberinya mimpi
bagaimanapun kita berusaha untuk melepaskannya
hanya omong kosong jika kukatakan "ya" sudah bisa melupakannya
namun tatkala keadaan tak lagi menghantarkan aroma kehangatan
dengan sendirinya harap pun terpaksa dilepaskan
walaupun dengan sadar kuterpaksa...
pada akhirnya kubisa... karena kekuatan rasa tak lagi kupertimbangkan

masih juga ada rasa tidak percaya... kamu bisa bungkam seperti ini
bila kuingat betapa besar cintamu kamu tunjukkan
bahkan aku pernah merasa khawatir takut akan berlebihan
namun ternyata ... tak lebih dan tak kurang, bahkan mungkin dibawah rata-rata
apakah ini pertanda ketidakpercayaanku semakin dan semakin memudar?
atau bahkan sudah tidak tersisa sama sekali?
ada lega karena aku tak harus mempertimbangkan lagi
cinta, rindu dan berbagai rasa, tak harus menunggu satu persatu untuk kutanggalkan

selamat tinggal cerita cinta...
selamat datang hampa yang nyaman
tak lagi kumiliki gaung rindu untukmu dan untuk siapapun
sirnalah sudah harap dan cinta yang selalu terbayang
kini diriku nyaman dengan kelenggangan rasa
tak peduli lagi hingar bingar bahasa cinta
cukup bagiku menimba pengalaman bersamamu
dan kini kubisa tersenyum bahagia atas namaku sendiri

Artinya Dirimu...

cinta ini masih tetap melekat untukmu
sudah usang namun masih terpampang
tampak berkarat namun tidak sekarat
napasnya ada terdengar walau samar
gemetar syaraf otakku jika kulekatkan kenyataan
bahwa dirimu hanyalah sesaat

bayanganmu tak mampu mengusir kesan pergimu
hingga saat ini ku masih terpaku pada batas mimpi
kugumamkan dirimu sebagai yang terindah
terbaik dan tak kan tergantikan
dan orang-orang dibelakangmupun menghilang
kembali aku sibuk dengan keberadaanmu yang tiada

artinya dirimu mengartikan semuanya
membawa pesan cinta yang sangat panjang
hampa namun terasa padat dan lelah
sangat melekat walau ikatan tak bersimpul
sumringah jika sekelebat senyummu lewat
seakan utuh terbentuk dihadapanku

Hanya Sekepal Tangan....

bukan kapasitas kita untuk menjudge seseorang
hanya satu kepalan tangan... adalah hak kita
selebihnya biarkan Tuhan dengan kekuasaanNya
kita sama-sama manusia... manusia biasa
semakin keras berteriak akan semakin terdengar di telinga kita
bukan terdengar oleh Tuhan
semakin keras berteriak tentang keburukan orang lain
maknanya semakin keras dia menjelek2an dirinya sendiri
tidak ada seorangpun yang bisa mengklaim amal ibadahnya adalah kepastian syurga
biarkan Tuhan leluasa menunjukkan kebesaranNya
siapakah diantara kita yang menjadi orang2 terpilih
adakah diantara kita yang berani mengatakan sudah menjadi orang yang paling baik?
jika tidak, maka tidaklah perlu meneriakan murka Tuhan terhadap orang2 yang kamu anggap tidak baik
hmmm.... alangkah indahnya jika kita melihat sesuatu dengan kemurnian hati
alangkah syahdunya jika kita mendengar sesuatu dengan kebijakan rasa...
teriak hanya akan menimbulkan marah...
bergumamlah dalam bentuk doa
adakah kamu rasa hujatan dan marah itu bermanfaat?
yang ada kepuasan sesaat...
jika kamu semakin beriman, kamu akan menyesali semua itu

Mungkin Saja...

mungkin saat yang tepat pada waktu kamu tinggalkan
saat kesempurnaan cintamu terukir indah dihatiku
sebelum kudapati kecewa pada dirimu
sehingga tetap bersinar sampai sekarang
menghiasi setiap khayalan dan mimpi2ku

bukan tak berusaha untuk melupakan
namun indahmu terlalu indah
kupelihara karena damai ada disana
walaupun entah apa yang kamu rasakan
mungkin... mungkin... mungkin saja kamupun merindukanku

bayangmu tak pernah lekang
walau hari kian menjelang
selalu menghantui dalam kehidupanku
kamu telah mengajariku
apa artinya mencinta dan merindu

Adalah Bahagiaku...!

caraku menyenangkan hati adalah mengenangmu
membayangkanmu adalah penyegaran di ruang batinku
berusaha melupakanmu adalah penyanderaan naluri
karena ada bahagia disetiap kumengingatmu

kalimat bodoh karena mempertahankanmu
hanya ada pada mereka yang menghitung jumlah
apa yang kurasa jauh lebih bermakna dari sekedar ada dan tiada
tiadanya kamu bukan berarti musnah kebahagianku

keinginan melupakanmu adalah usaha menggantikanmu
sejauh ini tidak ada yang seperti dirimu
no one can be deny, you are my truly love!
and i will never forget you... never!

Mungkin Lebih Baik Begini....

Jika aku tak pernah mengenalmu
tak kan kutahu syahdunya mengulum rindu
jika aku tak pernah singgah dihatimu
tak kan pernah kurasa indahnya mencintai

Jika cerita dengamu mudah dan biasa saja
tak terjawab bagaimana rasaku terpelihara
jika kamu sampai saat ini masih ada bersamaku
mungkin saja rasaku tidak seindah yang kurasa saat ini

indahnya mencintai kudapat dari kehilanganmu
syahdunya merindu kutemui dari kepergianmu
tak terbatas kata-kata... aku berterima kasih padamu
atas kesempurnaan cinta yang telah kamu tinggalkan

mungkin lebih baik seperti ini...
seperti dalam khayalanku...
seperti dalam mimpiku...
melebur menjadi sebuah penghargaan cinta yang indah

Dulu dan Kini....

dulu, bersamamu seperti terang benderang laksana matahari bersinar siang dan malam,
seperti mengenalimu seutuhnya luar dan dalam...
sebenarnya tidak! jika kureka rentetan peristiwa dalam sebuah cerita...
namun sayangnya, kekuatan cintaku kepadamu mengelabui perasaanku sendiri
mengabaikan segala ketidaktahuanku menjadi sok tahu dan dianggap tidak penting
sehingga kini aku benar-benar terkapar tak tahu apa-apa....

sekarang, gelap gulita seperti malam tak pernah berganti siang...
bayanganmupun hanya sebentuk nuansa pekat dikegelapan
tak terjangkau kasat mata bahkan tak bisa terengkuh kalbu...
hanya alam pikiran yang tetap berkutat memelihara mimpi
mengharapkan malam segera berganti terang walau hanya dengan cahaya rembulan
agar aku dapat melihat dirimu tampak di depan mataku...

Meretas Kenangan....

berasa sendiri walau tak sendirian
senyap seperti tak ada apa-apa
menghibur diri seperti biasa kulakukan
tetap saja berasa kesepian

kecewaku karenamu tak menghapus bayang-bayangmu
sirna keinginanku tak menghapus anganku akanmu
berbicara pada rasa yang ada
mengharapkan sesaat lagi mengenangmu

nafas tak lagi tersenggal
namun tetap berharap dapat menghirup baumu
lenggangnya suasana tidak mengaburkan pandanganku
mengharap kamu menjelma dihadapanku

sekedar menuntaskan cerita
sebuah kenangan yang susah terlupa
akhiri mimpi ini dengan manis kekasih...
tutup cerita agar sama-sama lega

Curhatku Padamu Aaliyah....

bukan aku mengharapkan orang lain berbaik hati padaku!
bukan! sekali lagi kukatakan bukan mengharapkan!
namun aku telah terlalu baik menilai orang...
sehingga aku tidak memperhatikan kehati-hatian...
kali ini kukatakan dan akan kuingat,
tidak akan kuulangi menitipkan sebuah cerita pada orang lain
sekalipun muatannya hanya sekedar canda
canda membawa malapetaka karena pemikiran orang berbeda-beda
balik ke semula, aku hanya bisa bercerita disini
di ruangku sendiri...
tak kan ada yang mengingkari ataupun menyakiti
kejujuran ada disini tanpa interaksi aktif kedua belah pihak
aku nyaman denganmu Aaliyah...

sudut mata hatiku memandang agak miring padanya
namun tak kan kubuat menjadi runcing
biarlah orang nyaman dengan keberadaannya
tanpa harus menyadari aku telah tersakiti
dalam hatinya yang paling dalam diapun mengakui
ada sisi iri atau apalah yang membuatnya melakukan itu
tenanglah kawan, tak kan kulakukan apapun untukmu
bukan kapasitasku untuk menjudgemu...
kubiarkan tangan Tuhan yang melakukannya...

kadang hanya kutelan resah ini...
dibagipun pada siapa dan untuk apa...
karena hanya aku dengan kamu

R....

merasa sendiri bukan sedang sendirian
hampa seolah dunia tidak bernyawa...
sepii seperti langit tidak memayungi
merasa sendiri walaupun sebenarnya tidak sendiri

kadang ingin kucurahkan perasaan ini
namun pada siapa? dan untuk apa?
hakekatnya hanya fatamorgana
tak berwujud tak berbekas....

kasat mata tidak meninggalkan tapak
namun tiada yang tahu lelah hati memnghimpit diri
karena sesuatu yang sangat berarti
telah pergi meninggalkan luka di hati

sesaknya nafas kehampaan tanpamu
terkadang begitu berat menyesak
saat rindu kembali berlabuh
menginginkan suara dan rasamu seperti dulu