Maafkan aku jika terlalu berharap disayangi dan dicintai.
Jika kukenang masa yang sudah silam, berbagai peristiwa telah terjadi
Dimana pada saat-saat itu aku butuh tangan tegarmu merangkulku.
"Dan itu tidak kamu lakukan"
Satu peristiwa yang sangat sulit kulupakan, pada saat aku dihina dan dicaci oleh perempuan selingkuhanmu, adakah kamu sekedar berempati? atau melakukan sesuatu hal yang biasa orang-orang lakukan?
Entah apa yang ada dalam pikiranmu pada saat itu, kamu biarkan aku tersakiti, disakiti, dihina dan dicaci
Kuberitahu suamiku,,,
Perselingkuhanmu tidak lagi meninggalkan bekas beban dalam hatiku, tapi ketidakpedulianmu akan perasaanku tak mampu dibayar dengan berbagai omong kosong bahwa kamu menyayangiku
Rasa sayang itu nyata sayangkuu,,,
Jika kamu pergi meninggalkanku untuk nonton bioskop disaat aku terkapar demam tinggi, apakah itu bukti kamu menyayangiku?
Jika aku memohon minta dikerokin pada saat aku sakit dan kamu abaikan begitu saja dengan alasan pekerjaanmu menuntut lebih banyak perhatian darimu,
Lalu kepada siapa aku meminta tolong, bukankah sekedar menggaji seorang pembantupun kamu tak sanggup? (pengertiannya lebih ke kesulitan mendapatkan tenaga pembantu)
Berusaha memengertikan diri ,,, tengah malam saat semua terlelap, tak kuasa airmataku bercucuran sambil tanganku menggarukan koin kerokan ke punggungku sebisa-bisanya.
Kugumamkan sedih dan sakitku "aku harus sehat"
Sayangkah kamu padaku?
Jika kamu masih membiarkan aku mengerjakan tugas-tugasku pada saat aku sakit
sepertinya keselamatanku juga tidak lebih berharga dari pada sebuah mobil jika mengingat waktu aku ketakutan terkena banjir dan kamu malah marah melihat mobilmu habis menerjang lautan banjir
Itukah bukti cintamu?
Sementara kekuatanmu begitu penuh tatkala membela perusahaan tempatmu bekerja, kamu mampu bicara di depan ribuan pendemo yang pastinya kamu sudah menyiapkan hal terburuk yang akan kamu alami, kamu bisa berbicara full power saat membentak-bentak orang di jalan hanya karena kesalahan yang tak seberapa, kamu bisa menggedor, mendobrak segala jenis ketimpangan yang ada di masyarakat.
Kenapa tidak kamu berikan sedikit pedulimu untukku?
Kenapa kamu perlakukan orang yang katanya kamu sayangi dengan cara seperti ini?
Bahkan protesku sudah berakhir untuk cara pengelolaan keuanganmu
Aku adalah seorang istri yang tak pernah dipercaya untuk mengelola keuangan, walaupun tak pernah ada catatan kesalahanku
Aku tak tahu kamu punya uang berapa, dan akupun menjadi tak ingin tahu tentang semua keuanganmu
Berulangkali aku merasa dipermalukan pada saat mau belanja suatu barang keperluan rumah, itu semata karena aku tidak diberitahu berapa uang yang kamu punya.
Demi Tuhan suamiku,,, tak pernah terpikir olehku untuk menguasai keuanganmu,
Yang kuinginkan sebagaimana lazimnya perempuan sebagai istri.
Baru-baru ini kamu pernah bertanya kenapa belakangan aku jadi suka travelling padahal dulu gak suka, lalu kujawab "itu karena aku punya uang".
Dulu bepergianpun aku tak ada bedanya dengan seorang pembantu, yang hanya mengikuti apa dan kemana yang kamu mau, tanpa ada uang di dompet untuk sekedar beli jajanan, kalaupun ada pastinya dikasih pada saat itu juga secukupnya saja.
Aku hanya tahu, KATANYA suamiku banyak uang,
Akhirnya Tuhan memberiku kesempatan untuk bisa menghasilkan uang sendiri.
Terima kasih Tuhan telah Kau beri kesempatan untukku membuktikan bahwa aku bukan wanita yang serakah akan uang.
Rasa-rasanya tidak berlebihan jika kukatakan bahwa sebenarnya selama ini kamu tidaklah menyayangiku sebagaimana yang kamu ucapkan.
Dan mungkin juga tidak berlebihan jika aku merasa tidak yakin untuk menghabiskan masa tua denganmu
Aku takut sayangkuu,,,
Takut kamu biarkan aku saat aku sekarat.
Takut aku selalu kecewa karena mengharap bukti kasih sayang yang kamu ucapkan.