Wanita....

wanita senantiasa sukses menjalani berbagai aturan....
mendapati bagaimanapun kerasnya sebuah keharusan
akan dilewatinya tanpa sesuatu tercecer...
namun bagaimana dia mendengarkan saat aturan itu diungkapkan
itulah yang dirasa terlalu memeras nuraninya...

kuatnya wanita terlihat tatkala menjalani berbagai alasan
namun terlihat lemah saat telingannya harus menangkap sebuah ketidakadilan
kekuatannyapun kembali dapat dipertaruhkan
betapa pengertiannya adalah sebuah kekuatan juga
mendengar... mendengar.... sangat nampak melemahkan

sebenarnya siapa yang lebih terlihat lemah?
bertubi-tubi dialamatkan kepada wanita
dan berbagai cara wanita dikesampingkan
agar wanita tetap terlihat lemah
sungguh norma dan dogma ini sangat biadab

disinilah nalar bijaksana harus bersikap
antara kemunafikan dan kebenaran nyata
tapi sayangnya betapa kultur itu sudah mendarah daging
dan ketimpangan itupun sudah dibenarkan
dikuatkan dengan aturan .... bukan nalar

Hatiku Mendengar....

hanya sebatas menggapai keinginan...
merengkuh harapan yang hampir padam...
membawa kenangan mundur selangkah untuk dikubur...
alangkah peliknya sesuatu tak bisa kutahan....

rasa ini berkecamuk ibarat ombak amarah tertahan
hanya jantung berdegup tanpa isyarat langkah tertunda
jika saja kamu tahu apa yang sedang kulakukan
semata karena menkhayalkanmu terlalu berlebihan

belum apa-apa aku merasa sudah bosan....
analisa diri tak cukup dengan yang lain
lama sudah waktu tercecer sampai pada rasa muak
banyak sudah langkah terurai hingga tiba pada titik enggan....

istirahat sejenak merenungkan kemauan...
melambaikan salam perpisahan pada keadaan
tetap pada keinginan menyatu dengan dirimu
tak terbantahkan walau beberapa saat telah menghilang

Good Luck mr. Right Man....

kuhampiri bahagiamu dengannya
sekedar basa-basi seperti peduli
selamat berbahagia kawan...
semoga perkiraanmu tak salah

kutinggalkan kamu dengan selimut dustamu
kuintip dari celah kemunafikan
agar kamu merasa seolah tak sengaja
dan senyumku saat kamu harus menyesal

hmmm.... tak akan salah aku menebak
suatu saat kamupun peduli
kaki dan tangan tak lagi seiring
dengan hati dan isi kepalamu

Makna Luka....

semakin kucaci dirimu...
semakin aku mencintaimu....
keangkuhankupun runtuh....
saat kutahu kamu membohongiku

berulang kukecewa....
menambah tenaga hingga ku matang
tak perduli kusakit hati
aku harus tetap berdiri....

relung hatiku melepuh dari dulu
sekarang hanyalah letupan bara
coretan muka tak berarti apa-apa
bermakna sebagai penyegar rasa

iringi keinginanku
lantuni kedalaman hatiku
kuatku semakin nyata
dayaku semakin membara

SSIL....

katanya, aku pandai...
kenapa selalu dibodohin?
katanya, aku cantik...
kenapa selalu tersisih?
katanya, aku sexy...
kenapa selalu disakiti?
katanya, sikapku sangat baik...
kenapa tak dihargai?
katanya, katanya, katanya...
whatever you say... is all bullshit!!!
im not SSIL (sexy smart intelegent lady)

Kali Ini Aku Jera....

tak seperti biasanya...
kondisi memaksa untuk menjerit
tapi tak sampai ke ujung langit
mungkin mulai membiasa...
terbiasa bahwa tak ada yang harus dipercaya

geram... kesal... sakit hati...
campur aduk seakan  mencabik-cabik
tapi tangisku hanya sampai menggenang di permukaan
bercampur amarah aku tumpahkan untuk mencercanya
inginku inilah marah terakhir yang kualami

jika saja waktu itu aku tak terbawanya
sehingga percaya dan rasa itu tak mesti berbunga
sehingga tak berharap dapat tempat yang indah
tak akan ada hantaman berulang seperti ini
tak akan ada penyesalan telah menganggapmu

well, i'll be back from zero....to rebuild mysefl
melihat diriku di pagi hari
bernyayi karena bersenang hati
membuang airmata yang berpendar di sudut mata
welcome back Aaliyah....