Masih Terpelihara.....

jika menghindarmu adalah karena kekuranganku,
sewajarnya aku berteriak seperti ini,
karena aku sangat mencintai kamu
namun jika menghindarmu adalah karena kekuranganmu,
demi Tuhan aku mencintaimu apa adanya....

memandangmu dari kejauhan
hanya itu keberanianku
mengintip tanpa menyapa
karena kutakut mengganggumu
tak bosan kulakukan itu dari waktu ke waktu

Biarlah....

setiap kali kutertarik pada pesona seseorang, setiap itu pula terbentur pesona yang lain di masa laluku, bukan aku tidak berusaha untuk memeliharanya, namun begitu kuat pesona di belakangku sehingga yang hadir di depan mata seperti tiada arti.
jika saja dulu tidak berakhir seperti itu, mungkin tak akan ada lagi sebentuk keinginan untuk menuntaskan persoalan, sayangnya aku bukan type orang yang suka menggantungkan persoalan.

"dirimu pergi begitu saja", kalimat sederhana dengan membawa sejuta persoalan, ada tanya .... ada cinta.... ada benci.... ada kerinduan yang mendalam tak tersampaikan.
hmmm.... entah apa dan entah bagaimana akhir cerita ini, semestinya sudah kuanggap berakhir, namun hati tidak jua mengakhiri....

tak kupungkiri kehadiranmu sedikit dapat mengalihkan perhatianku, namun .... tak juga bisa berdusta jika pada saat yang banyak aku kembali berangan-angan bisa berkelana bersamanya.
maafkan aku jika sampai saat ini belum juga dapat memberimu warna yang sempurna, jika kamu merasa tak sepadan, kupersilakan untuk melangkah kemana yang kamu suka.

tak kuhitung lama waktu penantianku, selama-lamanya....? itu mungkin .....
biarlah sejarah mengukir cerita hampa yang panjang, mengukir dua hati yang tidak saling bertautan, karena merindu itu nikmat.... karena mengharap itu indah.... senikmat dan seindah pada saat kita masih saling bercengkrama.

kutuliskan namamu seadanya, terbaca indah seindah-indahnya, kugambarkan wajahmu apa adanya, terlihat tampan setampan-tampannya, lalu kukarang cerita kehidupanmu, terdengar begitu mempesona selayaknya lagu cinta dipendengaranku, jika demikian.... mungkinkah ini cinta yang sesungguhnya? lalu... apakah bisa dikatakan cinta jika bertepuk sebelah tangan?

biarlah begitu adanya, walaupun sangat memprihatinkan, bukan berarti untuk dikasihani, kuyakini nikmat bisa didapat dimana-mana, dalam kesakitanpun bisa menjerit nikmat, dalam kesengsaraan rasa bisa melantunkan rindu yang syahdu, dalam keadaan sedih bisa bernyanyi lirih, kenikmatan yang dalam hanya bisa dirasakan jika kita ikhlas menikmatinya.

harap sudah sirna.... keinginan sudah tersisih.... hanya angan-angan yang senantiasa terpelihara dengan baik, kukatakan aku bahagia memeliharanya, kuyakinkan aku ikhlas merawatnya, sampai pada saatnya nanti ... berakhir baikkah? atau terkikis begitu saja dan aku melupakannya, biarlah....