Idolaku Orang Yang Santun,,,,

Sudah dari dulu aku kepengen menceritakan pengalaman ini, akan tetapi selalu terbentur dengan berbagai pertimbangan, kali ini kusingkirkan pertimbangan itu demi tercurahnya perasaan ini.
Sebelumnya saya minta maaf jika ada pembaca yang tidak setuju dengan segala yang terjadi dengan saya, bukan bermaksud ingin memberi contoh yang tidak baik, tetapi inilah hidup dengan beragam cerita dan pengalaman.

Awal petualanganku di dunia maya bukan tanpa sebab, sekedar berkilah aku beralasan untuk mencari ilmu pengetahuan dari internet, bukankah tidak dipungkiri apapun bisa kita dapat dari internet? bahkan cikal bakal bisnisku juga dari internet. Kemudian alasan keduanya adalah kekecewaan dari orang yang sangat aku percaya, itu sengaja  kukambing hitamkan karena fenomena yang banyak terjadi, hal itulah yang selalu jadi pemicu segala keburukkan.

Awal kisah bisa dibaca pada judul #Tatkala Aaliyah Jatuh Cinta# pada blog ini, sebenarnya itu bukan permainan pertamaku, namun cerita-cerita yang sebelumnya tidak mengisyaratkan sesuatu yang dalam, dan berlalu begitu saja. Pada waktu itu aku tidak sebebas sekarang, dimana dia (suamiku) melarang ini melarang itu, bertukar no HP pun tidak diperbolehkan, webcam pun tidak boleh, jadi terbayang alangkah sulitnya aku membangun suatu hubungan dengan sejuta syarat yang tak bisa dilanggar. Dengan segala keterbatasan itu, aku bertemu dengan seseorang yang bernama Reza Fung (entah nama asli atau palsu), dia kelahiran Jakarta etnis Tionghoa, domisili dan bekerja di Bangkok Thailand. Karena merasa aku tidak bisa memberikan peluang yang lebih, otomatis akupun tidak meminta informasi yang banyak mengenai dia, so kami mengobrol setiap hari tanpa berkeinginan untuk mengenal lebih dalam, akhir kisah sangat tragis untukku karena dia pergi begitu saja tanpa pesan, hiks,,,hiks,,,,

Berbagai cara berbagai usaha mencari dia ternyata sia-sia, keterbatasan informasi juga sangat menjadi kendala, hal itu berimbas pada petualangaku selanjutnya, seorang pria misterius,,, stylenya agak menyerupai Reza, kali ini aku tidak mau lagi kecolongan, aku ingin mengenal dia sedalam-dalamnya. Berbulan-bulan aku berusaha mengorek siapa dia,,,, akhirnya pada suatu waktu yang tepat, kuketahui dia bernama SM, aku tidak berani menyebutkan nama sebenarnya karena dia punya kontribusi yang baik dalam percaturan bisnis, dia etnis India yang tinggal dan bekerja di Bangkok.  Setelah kuketahui nama dan  bertemu via webcam, tidaklah sulit lagi mengenal dia sesungguhnya karena semua informasinya aku bisa dapat dari internet, dia adalah seorang founder dan director 9 company yang tersebar di Asia, wuiihh,,, kerenn yaa,,, pantas saja sebegitu rapat dia memproteksi diri.

Berbulan-bulan kita intens chat bahkan mungkin melewati masa satu tahun lebih, beberapa kali merencanakan pertemuan, setiap itu pula gagal dengan berbagai alasan. Pada rencana yang kesekian kita dipertemukan, dia datang ke kotaku,,,, walaupun ini adalah kali pertama untukku bertemu dengan laki-laki selain suamiku, namun aku tidak merasa  risih dan tidak takut, aku hanya mengandalkan feeling bahwa orang ini baik. Dan malam itu aku habiskan berdua ,,, (kupastikan pembaca sudah membayangkan yang asyik-asyikk hehe,,,). Tidak kaget, tidak kecewa apalagi marah, karena sebelumnyapun kita sudah share gambar dan aku sudah mengetahui seberapa besar punya dia, aku hanya bergumam dalam hati,  "pantas saja dia tidak punya keturunan", dia punya barang keciiilll bangett,,, mungkin seukuran punya anakku yang masih esempe,,,,namun  karena dia punya attitude yang sangat baik maka hal demikian tidaklah menjadi kendala untuk membina sebuah hubungan. Kami hanya mengobrol, ngopi dan merokok,,,, kissing juga dia tidak pandai, kupastikan dia tidak memiliki experience yang bagus tentang percintaan hehe,,,,

Plooongg,,,, rasanya setelah pertemuan itu, aku merasa seperti terbayar sudah keinginanku ketemu dengan Reza, benarkah sudah merasa terbayar?
Berulangkali SM mengajak ketemu lagi dan berulangkali pula aku menolaknya dengan halus, hingga sekarang mungkin sudah menginjak 3 tahunan kami berhubungan,entah sudah berapa kali dia meminta kembali untuk bertemu, dan aku selalu beralasan, sampai saking jengkelnya aku pernah mengungkapkan bahasa yang tidak semestinya "mau apa kita ketemu lagi? bukankah waktu itu aku keluar dengan tangan?" dengan ringannya dia bilang "aku kangen ngopi dan merokok bersama kamu", huuuhh,,,!!! jauh-jauh dari India (waktu itu dia sedang berada di India), berapa besar uang yang dikeluarkan hanya untuk ngopi dan merokok, kupikir terlalu berlebihan,,,,tapi mungkin tidak demikian untuk dia, karena sampai sekarangpun masih tetap mengharapkan bisa ketemu lagi. Satu hal yang berkesan dari pertemuan itu, betapa dia memperlakukan aku dengan sangat baik, dibukakan sepatu, diambilkan minum dan banyak hal-hal sederhana yang tidak biasa aku dapatkan dari seorang laki-laki, aku merasa seperti seorang princess pada malam itu.

Dalam perjalananku selanjutnya aku ketemu dengan seorang dokter, dia etnis Tionghoa di Jakarta, sempat kuputuskan SM hanya demi fokus pada si dokter itu, tapi entah kenapa komunikasi kami masih juga terjalin dengan baik, kupikir biarlah,,, toh jauh.
Menurutku dokter inipun orangnya baik, walau agak lebay tapi aku berusaha memahami setiap orang tentunya beda-beda karakter, mungkin yang satu ini menerjemahkan cinta sebagaimana dalam kisah roman kuno, seperti dalam sinetron,,, aahhh,,, kadang agak geli sihh meladeninya,,,,
Dia seorang dokter, kedengarannya diapun bangga dengan predikat yang disandangnya, namun penghasilan utamanya bukan dari praktek kedokterannya, sebagai pengusaha mungkin lebih bisa menghidupi kehidupannya.
Berbeda dengan yang sebelumnya, dengan dokter ini banyak diiming-imingi materi, kehidupan yang serba wahh,,, tentu saja aku agak silau memandangnya (jujur baru sekali ini aku menerima pemberian laki-laki), itupun bukan dengan sengaja menawarkan lalu menerima, kadang cara dia memberi yang tidak mampu aku tolak. Berbulan-bulan  kami hanya berkomunikasi lewat telp dan bbm tapi karena berada pada satu negara yang sama dan juga bahasa yang sama sehingga komunikasi terjalin lebih baik.

Pada tanggal 25 Desember 2011, teman-teman es-em-a mengadakan reuni di Bandung, kami mengatur rencana agar bisa ketemu, dan sepakat tanggal 27 Desember kita ketemu di Jakarta setelah acara reuni selesai.
Segalanya sudah kupersiapkan sehingga tidak menemui kendala yang berarti,termasuk tiket travel dari Bandung ke Jakarta sudah booking jauh-jauh hari. Sebelum jam makan siang aku sudah sampai di Jakarta, karena kesibukan pekerjaannya sehingga aku harus menunggu kurang lebih setengah jam di lobby hotel. Pertemuan inipun sama dengan yang sebelumnya, tidak kikuk, tidak takut atau perasaan-perasaan aneh sebagaimana layaknya ketemu dengan orang yang baru kenal. Hal itu dimungkinkan karena proses sebelum ketemu telah melalu obrolan dari hari ke hari sehingga tidak merasa lagi orang asing.
Sebenarnya sudah kuprediksikan kejadiannya akan seperti yang pertama, karena kutahu yang inipun 3 tahun terakhir sudah tidak berfungsi lagi, dan kitapun sepakat hanya ketemu disiang hari, malamnya dia pulang ke rumahnya.
Begitu dia datang seperti selayaknya orang baru ketemu kitapun bersalaman, namun sesuatu yang aneh dipandanganku dan diperasaanku, begitu tangan bersentuhan, aku merasa suhu tubuhnya berbeda dengan suhu tubuh normal, panas seperti sedang demam, waktu kutatap matanyapun seperti lelah dan merah, spontan aku bertanya "kamu lagi sakit?" dia hanya menjawab basa-basi menyatakan tidak apa-apa, setelah sampai di room pertanyaan yang sama kuulang dan dia hanya menjawab "gak apa-apa koq, saya sudah biasa begini", kupikir ya sudah mungkin dia benar sudah terbiasa seperti begitu.
Sudah lewat jam makan siang, akhirnya kami pesan makanan dulu, kami makan bersama di room, kupandangi lagi dia, seperti tidak fit, seperti sedang sakit, makanpun tak berselera, tapi tidak kutanyakan lagi,,,, aku tak mau merusak pertemuan ini dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh, pikirku.
Selesai makan aku berusaha untuk membuat suasana seperti yang sering kita obrolkan hari-hari di bbm, aku ingin bermanja dan bermesraan, namun tiba-tiba hal anehpun terjadi, dia mengenyahkanku dari dirinya, sesaat aku merasa tersinggung dan diam, sementara dia terbaring disisi bed sebelah kanan, pikirku "gak mungkin dia seperti itu", kuendapkan perasaan tersinggung, lalu kedekati dia, dan diapun menyambutnya, lalu dia bercerita tentang keluarga besarnya, bercerita tentang riwayat jantung keluarganya, di tengah-tengah ceritanya aku memotong dengan sebuah pertanyaan polos "kamu pernah gak mengalami gejala-gejala seperti itu?" dan dia menjawab "ini lagi sakit babe,,," sambil memegang dadanya. Laksana petir disiang bolong, aku terhenyak plus plus,,, plus kaget, plus kasihan dan plus takut setengah mati, secara otomatis berkelebatan bayangan-bayangan menakutkan dalam benakku, terbayang bacaan koran tertulis "seorang dokter ditemukan tewas disalah satu room hotel bersama,,,," oh my God,,,,!!!
Aku terdiam sesaat demi mengumpulkan konsentrasi dan seluruh kekuatanku, lalu kembali aku dekatin dia setelah tadi sempat bergeser beberapa inci, dan kubilang "pulang,,, cepet kamu pulang dan langsung minum obat!" dia menjawab "iya sebentar lagi, tunggu 20 mins sampai sakit didada ini hilang"
Selang 20 mins masih juga belum bisa pulang, 30 mins berlalu,,, bahkan hampir 1 jam,,,, bisa dibayangkan waktu kurang dari 1 jam ibarat setahun lamanya dilewatkan dengan perasaan was-was dan kekhawatiran yang teramat sangat. Jam menunjukkan hampir setengah tujuh baru dia bisa pulang, itupun masih menyisakan kernyit-kernyit kesakitan, dalam hatiku bergumam "lebih baik dia kesakitan di rumahnya atau di rumah sakit dari pada disini", namun dalam hatiku yang paling dalam berbisik, "semoga dia sehat kembali ,,,,"

Membayangkan kejadian tadi sore, hampir semalaman membuat aku tak bisa tidur,,,, just spending my time  beberapa teman sengaja kuajak bbm an, dalam kepalaku terus berputar, cepet pagi,,, cepet pagii,,, benar-benar tak dapat kunikmati kenyamanan fasilitas hotel ini.
Akhirnya sampai juga pada esok pagi, seperti yang sudah direncanakan, besok paginya dia datang sekalian check out, tidak seperti kemarin, pagi ini dia lebih segar dan tidak panas, matanyapun tidak merah lagi, tentu saja aku senang melihatnya, dan kamipun berpisah disitu, aku langsung ke airport dengan taxi dan dia langsung ke lab untuk check up.
Mungkin karena habis kecapekan dari reuni, kemudian semalaman tidak bisa istirahat, dalam perjalanan pulang badanku demam, aku kelelahan dan mungkin juga syok, tapi bersyukur tidak terjadi sesuatu hal yang berarti hingga sampai di rumah.
oya ada surprise yang diberikan dia pada waktu itu, sebuah cincin dan jam tangan mewah frank muller juga bunga mawar merah dan CD musik lagu-lagu kenangan, dia memang sangat baik ,,,,

Sesampainya di rumah,,,, seperti kebiasaanku mencari sesuatu lewat mbah google, dan betapa terhenyaknya aku tatkala kutemukan gejala-gejala orang yang habis minum viagra (persis seperti keadaan dia pada waktu itu, suhu badan panas dan mata merah). Sesaat aku marah,,, aku kesal,,, aku benci sama dia, betapa bodohnya dia telah nekat mengkonsumsi obat begituan, yang tidak punya penyakit jantung saja beresiko tinggi mengkonsumsi obat-obat begitu, apalagi yang punya riwayat jantung, huuhh!!! sungguh bodoh!!!
Lama kumerenung,,, langkah apa yang harus kulakukan, finally aku bisa berpikir jernih, kupikir toh keadaannya sudah aman, mungkin saja dia lakukan itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia dapat membahagiakanku, dia nekat memakan itu untuk aku,,,, hanya untuk aku, sayangnya dengan riwayat jantung yang cukup berat bukan bahagia yang dia berikan,,,,

Keesokkan harinya seperti biasa kita mengobrol lewat telepon, tak lupa aku selipkan kata-kata ini untuknya "jika kita berkesempatan lagi untuk bertemu, aku mohon,,, lakukan apa yang bisa kita lakukan dan jangan lakukan apa yang tak mampu kita lakukan", semoga kata-kata itu menyadarkan dia agar jangan mengambil resiko yang fatal.

Itulah  episode perjalananku,,,, ternyata aku lebih memilih orang-orang yang santun ketimbang orang-orang yang gagah dan tampan, dan ternyata kesantunan mungkin hanya dimiliki orang-orang yang tidak memiliki kegagahan. Kisah pertemuanku hanya merubah status yang tadinya virtual friend menjadi real friend, walau tanpa harus ketemu lagi hubunganku dengan keduanya masih terjalin baik sampai sekarang.